Panjangnya umur manusia itu tidak menjamin banyaknya faidah dan manfaatnya, kalau hanya diisi dengan tersibukkan mengikuti hawa nafsunya dan lupa kepada الله, sebaliknya walaupun sedikit/ pendeknya umur kalau diisi dengan banyak berdzikir dan berfikir itu banyak manfaat dan faidahnya, dan banyak karunia dari الله yang didapat .
فكرة ساعةٍ خيرٌ من عباَدَةِ سَبْعينَ سنة ً
“Berfikir sesaat (tentang keagungan dan kekuasaan الله), itu lebih baik dari pada ibadah tujuh puluh tahun.”
Umur yang banyak manfaatnya itulah yang disebut umur yang Barokah, sebagaimana dijelaskan Mu’allif berikut ini:
من بورك فى عمره اَدْركَ فى يَسيرٍمنَ الزَّمن من منن اللهِ مالايدخلُ فى داءرةِالعبارة ولا تلحقهالإشارةُ
*_271. “ Barang siapa yang diberi barokah umurnya, maka ia dapat mencapai/ hasil dalam masa yang singkat dari karunia anugerah dari الله yang tidak bisa dihitung oleh kata-kata, dan tidak dapat dikejar oleh isyarat.”_*
Umur yang barokah itu bukanlah umur yang panjang masanya, tapi umur barokah ialah umur yang selalu mendapatkan pertolongan dan hidayah dari الله, sehingga hamba bisa selalu mengambil keuntungan dari semua waktunya untuk berbuat kebaikan, sehingga dalam waktu yang singkat ia bisa berhasil anugerah dan karunia dari الله yang banyak. (Yakni dari ilmu, ma'rifat, dan asror.) yang tidak terhitung karena banyaknya dan mulianya, sehingga hamba bisa meningkat dalam waktu satu malam yang bagi orang lain harus ditempuh dalam waktu seribu bulan, seperti halnya lailatul qodar.
Syeih Abul-Abbas Al-Mursy ra. Berkata: waktu-waktu kami semuanya Lailatul qodar. Yakni : semua waktu bagi kami (para ‘Arifuun) itu lebih utama dari pada seribu bulan bagi selain kami.
الله berfirman dalam hadits qudsy : Aku berikan kepada hamba-habaku yang sholih (sholihin) apa yang mata belum pernah melihat, telinga belum pernah mendengar, dan belum pernah terlintas dalam hati dan fikiran manusia.